Jakarta – Program pembangunan 3 juta rumah yang digagas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menjadi kado istimewa bagi rakyat Indonesia di usia kemerdekaan ke-80. Program ini didorong untuk menjawab kebutuhan jutaan keluarga berpenghasilan rendah (MBR) yang mendambakan rumah layak huni.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) sebagai bank spesialis pembiayaan perumahan berperan penting dalam menyukseskan program tersebut. Sejak 2015 hingga Juli 2025, BTN telah menyalurkan 1,96 juta unit Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi dengan nilai pembiayaan mencapai Rp248,9 triliun.
“Pemerataan pembangunan tidak bisa dilepaskan dari akses perumahan rakyat. BTN hadir untuk memastikan keluarga Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, bisa memiliki hunian tetap,” ujar Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu di Jakarta, Minggu (17/8).
Kehadiran program KPR subsidi, menurut Nixon, tidak hanya mengurangi angka backlog perumahan, tetapi juga membawa dampak sosial yang nyata. Warga yang semula tinggal di tempat tidak layak, kini bisa menikmati rumah sendiri. “Rumah adalah titik balik kehidupan. Dari rumah lahir generasi penerus bangsa yang kuat,” katanya.
Data BTN menunjukkan, sejak fokus di sektor perumahan pada 1976 hingga pertengahan 2025, bank pelat merah ini telah menyalurkan pembiayaan lebih dari 5,7 juta unit rumah. Jumlah itu setara dengan lebih dari 20 juta jiwa masyarakat Indonesia yang kini menempati hunian layak dan legal.
Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, menilai kontribusi BTN sebagai nyata dan berkesinambungan.
“BTN adalah satu-satunya bank yang paling konsisten membantu rakyat kecil memiliki rumah. Tanpa BTN, sulit membayangkan siapa yang akan mengurus kebutuhan dasar ini,” ujarnya.
Social Header